Mimpi Terhalang Pandemi?

Selama hidup hampir 32 tahun di muka bumi ini, gue gak pernah nyangka kalau bakal berhadapan dengan sebuah pandemi yang bisa ngubah banyak aspek kehidupan manusia kayak sekarang. Gue pikir hal kayak gini tuh cuma ada di film atau novel yang suka gue baca aja.

Sebelum ini terjadi, gue adalah tipe orang yang terbiasa hidup dengan segudang list dan rencana. Walaupun pada pelaksanaannya belum tentu sesuai atau sama dengan plan yang udah dibuat, tapi at least masih bisa dikekerlah kira-kira sampe kapan gue masih harus tetep berusaha atau kapan gue harus menyerahnya.

Then it's happening. Tiba-tiba banyak hal jadi dibatasi. Tiba-tiba banyak hal berubah ke online. Tiba-tiba jam kerja dan tidur jadi gak karuan.

Terus gimana sama rencana-rencana yang udah gue buat? Ya..ambyar! Mulai dari kerjaan, keuangan, sampe rencana travelling ke beberapa tempat, terpaksa harus gue relain.

Meskipun begitu, gue tetep bersyukur masih diberi kesehatan, masih punya tempat tinggal, dan masih bisa makan dengan teratur. Gue juga ngubah pola pikir jadi lebih ke arah minimalis-realistis. Setidaknya ini ngebuat gue lumayan bisa bertahan di situasi dan kondisi yang ada.

Kemudian, apakah gue masih akan tetap bermimpi dan membuat rencana-rencana lagi? Ya, kenapa gak. Pikiran adalah tempat terbebas bagi seorang manusia. You can do anything there. Paling ke depannya, gue akan lebih berhati-hati lagi aja dalam menjalankan prosesnya.

Location: Kepulauan Seribu

So, semangat guys! Apapun yang terjadi, inget..there's a new beginning after an end and there's a rainbow after the rain 😉

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Makan Tak Hanya Sekedar Mengunyah Makanan

Half Day in Hiroshima: Jejak Sejarah, Renungan Hidup, dan Sebuah Doa