Postingan

Half Day in Hiroshima: Jejak Sejarah, Renungan Hidup, dan Sebuah Doa

Gambar
Sudah 4 tahun ini, setiap 17-an, gue suka keinget sama perjalanan gue ke Hiroshima di awal musim semi 2017 lalu. Personally, gue memang punya ketertarikan lebih dengan sejarah, khususnya masa Perang Dunia II. Seperti diketahui, peristiwa jatuhnya bom atom yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki 75 tahun lalu merupakan fase akhir dari Perang Dunia II dan gak lama setelah itu Indonesia pun merdeka. Hubungan yang sangat kuat antara kejadian-kejadian tersebutlah yang kemudian membuat gue punya keinginan lebih buat travel ke Hiroshima. Location: Hiroshima Peace Memorial Park Pertama kali menginjakkan kaki di Hiroshima, kesan yang gue dapatkan adalah sendu. Entah karena hari itu cuacanya mendung disertai hujan. Entah karena suasananya yang tidak ramai. Entahlah. Yang pasti buat gue, vibe-nya lumayan berbeda dari kota besar di Jepang lainnya yang pernah gue datangi. Location: Genbaku-Domu Mae Tram Stop Salah satu destinasi bersejarah yang wajib didatangi saat ke Hiroshima adalah Hiroshima Peac

Ketika Makan Tak Hanya Sekedar Mengunyah Makanan

Gambar
Pada dasarnya, makan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Tapi seiring berjalannya waktu, banyak orang yang menjadikan aktivitas makan lebih dari sekedar mengunyah makanan. Makan udah gak lagi dilihat hanya dari sisi cita rasanya aja. Plating, decor, ambience, view, hingga tren bisa menjadi pertimbangan lain saat seseorang akan memilih makanan atau tempat makan. Termasuk gue. Location: Ambalika Rooftop Bar Purwokerto Buat gue, selain untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan gizi yang seimbang, makan juga merupakan salah satu bentuk healing. Biasanya saat gue lagi berada di emosi tertentu, memakan makanan yang gue suka, seperti spicy food atau dark chocolate, bisa membantu gue untuk meredam emosi tersebut. Location: Cork & Screw Country Club Jakarta Selain healing, aktivitas makan juga gue jadikan sebagai salah satu cara untuk men-challenge diri. Dengan mencoba aneka makanan/masakan dari berbagai daerah, gue memaksa lidah gue untuk keluar dari zona nyamannya sehingga open deng

Mimpi Terhalang Pandemi?

Gambar
Selama hidup hampir 32 tahun di muka bumi ini, gue gak pernah nyangka kalau bakal berhadapan dengan sebuah pandemi yang bisa ngubah banyak aspek kehidupan manusia kayak sekarang. Gue pikir hal kayak gini tuh cuma ada di film atau novel yang suka gue baca aja. Sebelum ini terjadi, gue adalah tipe orang yang terbiasa hidup dengan segudang list dan rencana. Walaupun pada pelaksanaannya belum tentu sesuai atau sama dengan plan yang udah dibuat, tapi at least masih bisa dikekerlah kira-kira sampe kapan gue masih harus tetep berusaha atau kapan gue harus menyerahnya. Then it's happening. Tiba-tiba banyak hal jadi dibatasi. Tiba-tiba banyak hal berubah ke online. Tiba-tiba jam kerja dan tidur jadi gak karuan. Terus gimana sama rencana-rencana yang udah gue buat? Ya..ambyar! Mulai dari kerjaan, keuangan, sampe rencana travelling ke beberapa tempat, terpaksa harus gue relain. Meskipun begitu, gue tetep bersyukur masih diberi kesehatan, masih punya tempat tinggal, dan masih bisa makan dengan